2025-04-16 | admin3

Gorengan Minyak Hitam: Warung yang Tak Pernah Ganti Minyak Tapi Tetap Diburu

Di sudut-sudut kota, terutama di daerah padat penduduk dan pinggir jalan yang ramai, warung gorengan selalu punya tempat di hati masyarakat. Harganya murah, rasanya gurih, dan cocok dinikmati kapan saja. Tapi ada satu fenomena yang cukup ekstrem dan kontroversial: warung gorengan yang tetap laris meski menggunakan minyak yang sudah hitam legam dan tak pernah diganti.

Kita semua tahu minyak goreng idealnya diganti secara berkala untuk menjaga rasa dan kesehatan. Namun, beberapa penjual gorengan justru melakukan sebaliknya—minyak dipakai terus-menerus hingga berwarna gelap pekat, bahkan nyaris seperti kopi. Anehnya, pembeli tetap antre. Bahkan, ada yang menyebut, “kalau belum pakai minyak hitam, rasanya belum nendang.”


Aroma dan Rasa yang “Khas”

Mungkin terdengar aneh, tapi gorengan yang digoreng dengan minyak lama memang memiliki rasa slot raja zeus online yang berbeda. Baunya lebih tajam, warnanya lebih kecokelatan, dan teksturnya terasa lebih kering dan renyah. Bagi sebagian orang, itu bukan kekurangan—melainkan ciri khas yang justru dicari.

Di warung-warung semacam ini, kita bisa menemukan aneka gorengan seperti bakwan, tahu isi, tempe, dan cireng yang tampak “gelap” karena efek dari minyak yang digunakan. Minyaknya sendiri terlihat pekat, bergelembung, dan terkadang bahkan mengeluarkan asap tipis saat sedang menggoreng.


Kenapa Tidak Diganti?

Saat ditanya, beberapa pedagang punya alasan tersendiri. Salah satunya adalah efisiensi biaya. Minyak goreng semakin mahal, dan menggantinya tiap hari bisa menambah beban operasional. Dengan minyak yang dipakai berulang-ulang, mereka bisa menekan pengeluaran dan tetap menjual gorengan dengan harga murah meriah: Rp1.000 hingga Rp2.000 per biji.

Alasan lainnya adalah rasa. “Kalau pakai minyak baru, gorengannya jadi pucat dan nggak garing. Pembeli malah protes,” ujar seorang penjual gorengan di Jakarta Selatan. Dengan kata lain, selera pelanggan turut membentuk kebiasaan ini.


Bahaya di Balik Kelezatan

Namun, di balik kelezatannya, ada bahaya yang tak bisa diabaikan. Minyak yang digunakan berulang kali, terutama sampai berubah warna menjadi hitam, bisa menghasilkan senyawa berbahaya seperti radikal bebas, akrilamida, dan karsinogenik. Ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, mulai dari gangguan pencernaan hingga kanker.

Beberapa ahli kesehatan menyarankan masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih tempat makan dan tidak mengonsumsi gorengan berlebihan—terutama jika tampaknya dimasak dalam minyak yang tidak layak pakai.


Antara Lidah dan Logika

Fenomena warung gorengan minyak hitam menunjukkan bagaimana tradisi, selera, dan ekonomi saling bertemu dalam dunia kuliner jalanan. Di satu sisi, ini bagian dari budaya makan rakyat kecil. Di sisi lain, ini juga jadi pengingat akan pentingnya edukasi tentang kesehatan makanan.

BACA JUGA: Cemilan ‘Taco’ dengan Isian Pecel Lele: Kolaborasi Rasa yang Bikin Nagih

Share: Facebook Twitter Linkedin