April 25, 2025

Shikisushimurrellsinlet – Menikmati Keanekaragaman Kuliner Indonesia

Makanan tradisional Indonesia adalah cerminan dari keberagaman suku bangsa dan daerah

Daging Kambing Setengah Mentah & Berdarah: Antara Sensasi Rasa dan Risiko Kesehatan

Bagi sebagian orang, menikmati daging kambing dengan tingkat kematangan yang rajazeus masih setengah mentah, bahkan masih tampak merah atau berdarah, adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Tekstur yang empuk, rasa alami daging yang lebih kuat, dan sensasi ‘liar’ di lidah seringkali menjadi alasan mengapa daging kambing setengah matang tetap digemari, meski terdengar ekstrem bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Namun, di balik kelezatan yang ditawarkan, daging kambing yang tidak dimasak sempurna menyimpan potensi risiko kesehatan yang cukup serius. Mari kita bahas dari dua sisi: sisi kenikmatan dan sisi bahayanya.


Kenikmatan Daging Kambing Setengah Matang

Tren mengonsumsi daging setengah matang banyak berkembang dari budaya luar, terutama Eropa dan Timur Tengah, di mana sajian seperti steak, tartare, atau kebab kadang disajikan dengan tingkat kematangan medium-rare.

Di Indonesia sendiri, penggemar sajian daging kambing seperti sate kambing muda, terkadang lebih suka membakar daging sebentar agar tetap juicy dan tidak alot. Potongan daging yang masih berwarna merah muda di bagian dalam dianggap lebih menggugah selera, apalagi jika dibumbui dengan sambal kecap pedas dan ditambah nasi panas.

Beberapa penggemar juga menyukai aroma khas dari daging yang belum terlalu matang karena dianggap lebih “alami”, serta memiliki cita rasa yang lebih kuat dan tidak tertutup oleh bumbu atau proses memasak terlalu lama.


Risiko Kesehatan yang Perlu Diwaspadai

Meskipun menggiurkan, mengonsumsi daging kambing yang tidak matang sempurna berisiko membawa berbagai penyakit. Daging kambing mentah atau setengah matang bisa mengandung parasit, bakteri, atau virus yang berbahaya bagi tubuh, seperti:

  • Toksoplasma gondii
    Parasit ini bisa menyebabkan toksoplasmosis, terutama berbahaya bagi ibu hamil dan orang dengan sistem imun lemah.

  • Salmonella dan E. coli
    Bakteri ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan, mulai dari diare hingga keracunan makanan berat.

  • Listeria monocytogenes
    Bakteri ini juga bisa menular lewat daging yang kurang matang dan bisa berdampak serius jika tidak ditangani dengan baik.

Untuk itu, sangat penting memastikan bahwa daging dimasak hingga suhu internal minimal 70°C agar semua bakteri dan parasit berbahaya dapat mati. Memasak secara sempurna bukan hanya soal keamanan, tapi juga bagian dari etika menyajikan makanan sehat.


Alternatif Aman: Medium Well atau Masak Matang Sempurna

Jika kamu tetap ingin menikmati tekstur empuk dan rasa alami daging kambing, namun tetap ingin aman, kamu bisa memilih tingkat kematangan medium well, yaitu dengan sedikit warna merah muda di dalam tapi tidak berdarah. Atau, bisa juga mengandalkan teknik memasak lambat (slow cook) agar daging tetap juicy meski dimasak hingga matang sempurna.

Selain itu, pastikan daging kambing berasal dari sumber yang terpercaya, segar, dan telah melalui proses pemotongan serta penyimpanan yang higienis.

BACA JUGA ARTIKEL SELENGKAPNYA DISINI:  Kala Khatta: Minuman Jalanan dengan Rasa ‘Aneh’

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.